Sabtu, 23 Juni 2012

Male Female -Worldhok

Worldhok

Worldhok adalah pemuda yang mencari emas di gua Stiara. Di tengah perjalanan, Worldhok menemukan anak laki-laki kecil tergeletak di bawah pohon mangga. Worldhok tidak peduli. Tapi, hatinya terserang rasa simpati. Akhirya, Worldhok mengambil anak laki-laki itu, dan menggendongnya. Worldhok akhirnya sampai di Gua Stiara. Tiba-tiba, anak itu berteriak sambil tetap memejamkan matanya. "WAAAAA!!!" seru anak itu. Worldhok melompat. "Eeeeh?" dan, langsung gua itu gemetaran. Syukurlah, mereka berdua selamat. "Hhh... maklum sekali," Worldhok langsung menuju rumah. Rumah Worldhok keciiiiil... sekali. "Pak, cepat tuju rumahmu," kata anak itu, akhirnya buka mata. "Ba, baiiiik..." kata Worldhok. Worldhok menuju rumahnya. "Lho? Mana rumahku? Istana apa ini?" tanya Worldhok, menatapi istana yang penuh orang. Ia menatapi tubuhnya. Bajunya yang jelek tiba-tiba bermahkota dan berbaju Raja. Istrinya dan anak perempuannya juga begitu. Akhirnya, Worldhok terkenal. Tapi... "Bukan, anak inilah yang patut terkenal. Sebab, ialah yang membawaku berkah," kata Worldhok. Anak itu tersenyum dan menghilang entah kemana. Worldhok hanya menangis dan melambaikan tangannya, sebab Worldhok saja yang bisa melihat anak itu terbang.

BY Afika Shafiqah

Male Female -Hari Ulang Tahun Tina

Hari  Ulang Tahun Tina

Tina adalah anak yang suka jengkel. Namun, manis sekali. Besok ulang Tahun Tina. Tina menggambar kue idamannya. Karena pandai, gambar kue Tina bagus. Bertingkat tiga dan berbentuk hati. Ia juga membuat pita-pita di sekeliling kue. Lilin angka 11 karena ulang tahunnya besok ke-11. Lilin angka satu kanan berwarna biru, serta yang kiri berwarna hijau. Tina langsung membuat hiasan diatas kue, seperti cherry, blueberry, boeka-boneka dan krim cokelat muda. Tina mewarnai kue paling atas dengan warna biru, yaitu rasa blueberry. Di bawah kue paling atas, ia berikan krim-krim merah muda diatasnya strawberry. Dan, yang paling bawah krim yang dibentuk jadi bunga mawar, juga hiasan Happy Birthday Tina! Di tengah, ia warnai kuenya jadi warna merah muda, dengan rasa strawberry. Di paling bawah, ia warnai warna cokelat, yaitu rasa cokelat. Hmmm... pasti enak dan lezat! pikir Tina dalam hati. Tina segera menunjukkan itu ke ibu, ayah, serta kakak laki-lakinya, Dony. Kak Dony menertawakan warnanya. "Kok, warna-warni, sih, Tin?" tanya kak Dony, enggak setuju dengan soal kue ultah idaman Tina. Tina hanya terdiam. "Jangan kayak gitu, ah, Don! Bagus, kok, Tina," kata ibu, setuju. Ayah mengangguk. "Cuma kak Dony saja yang gak setuju!" ujar Tina. "Lho, enggak terasa, lho, Tina. Besok ulang tahunmu?" tanya ayah. "Iya, yah!" seru Tina. "Baiklah, karena ini masih pagi, ayah belikan yang ini," kata ayah. "Serius, yah? Horeee!!" teriak Tina. Tina dan kak Dony berangkat ke sekolah. Syukurlah, dua hari lalu, Tina mengoleksi enam puluh tujuh undangan. Karena teman sekelasnya hanya 32, sebagian Tina beri ke tetangga, Tina membagikan undangannya. 

Esoknya, hari Minggu Tina bangun pagi sekali karena senang. "Pukul sembilan lewat tiga puluh satu menit mulai pesta. Sedangkan, aku bangun jam lima lewat delapan menit," kata Tina. Tina melakukan shalat, terus membangunkan semua keluarganya untuk shalat. sesudah mandi, Tina makan bersama keluarganya. "Tina, kue ulang tahunnya pukul tujuh akan ayah ambil," kata ayah. Tina mengangguk gembira. Ulang tahun kak Dony sudah lewat sebulan lalu. Ayah ulang tahun pada bulan January, sedangkan ibu September. Akhirnya, setelah makan ibu dan Kak Dony menyiapkan minuman, makanan, balon-balon, boneka-boneka, meja, kursi yang empuk, cemilan, jelly, bungkusan untuk orang yang diundang, dan patung-patung lucu. Ayah mengambil kue. Tina hanya menambah-nambah kursi dan meja agar bisa yang diundang datang. Walau satu undangan, boleh satu keluarga datang. Akhirnya, jam sembilan lewat tiga puluh satu dimulai pesta. Sahabat Tina, Luni datang bersama adik perempuannya, Mika. Guniawan bersama keluarga, Riri bersama keluarga, Andy bersama kakak laki-laki dan adik perempuannya, juga teman-temannya. Bahkan guru dan keluarga juga datang. Semua yang diundang datang.

Satu jam pesta selesai. Semua pulang. Tina gembira. "Asyik sekali!" seru Tina, sambil memeluk semua kadonya.

By: Andi Levez

Male Female -Princess Snow

Princess Snow

"Dodi ingin kuciiiiiing!" rengek Dodi. "Tapi, nak, kita tak ada uang untuk membelinya," kata ibunya. "Jantan atau betina TERSERAH! Yang penting Dodi punya kucing," kata Dodi. "Bulunya terbang kemana-mana, Dodi," kata kak Yuna, kakaknya. Ayahnya kerja di Singapura, jadi, Dodi boleh merengek sepuasnya. "Dodi ingin kucing, Dodi ingin kucing, Dodi ingin kucing!" Dodi hanya mengulag-ulang perkataannya. "Waduh, Dodi.... duit ibu untuk bahan makanan, bukan untuk kucing," kata ibu. Dodi hanya mengelap air matanya. "Duuh, kamu, kan, udah naik SD kelas satu! Bukan TK lagi, Dodi... lagipula, apa gunanya kucing?" kak Yuna menampar pipi Dodi. "Iiiih, kakak jahat!" ujar Dodi. "Udahlah, kak. Bantu ibu nyuci piring," kata ibu. "Baik," ucap kak Yuna. Dodi menuju kamarnya. Andai saja, Ayah pulang cepat. Ayah, kan, punya banyak duit. Ayah baik! Boleh minta apa aja sama ayah. Ini, enggak! Kan, jahat! pikir Dodi. Dodi hanya membuka laptop miliknya pemberian ayah sewaktu ia ulang tahun. Kamputernya bagus, bewarna putih cerah dan laptopnya terkenal. mouse laptopnya lucu, bergambar spongebob. Juga tempat untuk mouse nya bergambar robot kesukaan Dodi. 
"Dodi, makan malam, dulu, yuk!" kata kak Yuna, membuka pintu kamar Dodi. "Aku sudah kenyang!" kata Dodi, enggak peduli. Kak Yuna pergi. Ayah.... setahun lagi ayah pulang. Lama sekali, pikir Dodi, dalam hati. Dodi mengetik di diary yang ada di komputernya. Ia menulis:

Dear Diary,

Setahun lagi, ayah pulang. Aku harus menunggu lama. 2 hari lalu, aku sudah masuk SD kelas 1. Aku rajin membaca buku karena ceritanya ada yang bikin aku maju belajar. Kak Yuna sama ibu jahat banget, lho. Beli kucing aja, kan, seribu rebeng satu. Alasannya, untuk bahan makananlah, dekorasilah.... iiih, kejam! Udah dulu, Diary. Aku mau makan. Bye...

Dodi membuka pintu kamarnya. "Dodi, makan, yuk. Tuh, ada salad," kata ibu, ramah. "Dodi tetap benci!" kata Dodi. Kak Luna tiba-tiba marah. "Dodi! Enggak sopan, lho, sifatmu!! Sama orantua harus sopan. Ini, udah kakak bikinin salad, enggak terima!" marah kak Yuna. "Kakak ini!" Dodi langsung menggeram. Ibu hanya diam. dua bulan kemudian, ada UH Matematika. karena Dodi belajar, Dodi mendapar nilai 100. UH IPS, dapat nilai 100, IPA dapat 9,4, PKN dapat 100, B. Inggris dapat 100, Olahraga dapat 9,6, Al-Qur'an dapat 9,8, B. Indo dapat 100, B. Arab 100, Komputer 9,5, Seni Kebudayaan menyanyi 9,8, Praktek Ibadah 9,9. Dan, Dodi dapat rangking 1 di kelas. Begitu juga. Saat ujian kenaikan kelas 2, Dodi mendapat rangking Umum 1. Dodi mendapat piala besar. Ibu senang. Kak Yuna juga, berhasil kuliah. Ayah yang mendengar itu lewat i-Pad-nya, senang sekali. Pekerjaan ayah juga, selesai tidak sampai setahun. Ayah pulang membawakan kucing putih perempuan. Dodi tak tahu kalau yang ayah bawa itu adalah kucing. "Ayah, apa itu?" tanya Dodi. "Makhluk hidup," kata Ayah. "Iya, apa itu?" ulang Dodi. "Taraaaaaa!!!" ayah menampakkan kucing putih itu. Bulunya tebal, cantik, dan ada peralatannya untuk mebersihkan juga mendandaninya. Dodi senang bukan main. Dodi mengambil kucing itu. "Bulunya manis, berwarna putih bagai salju, dan Dodi menamakan Princess Snow  aja!" kata Dodi. "Dodi punya kucing sekarang, kan? Enggak perlu rengek lagi," kata kak Yuna. Dodi mengangguk dan senang. Akhirnya, Dodi akan belajar lebih giat. Kak Yuna dan ibu juga tak repot memarahinya. Hemat suara, tenaga, dan ekspresi. (Haha).


By: Andi Levez

Male Female -Sandani

Saya punya sedikit cerita untuk Anda!

Sandani


Sandani adalah anak yang baik hati, ganteng, berakhlak mulia, dan penyanyang. Sandani tipe anak yang dipercaya. Sandani adalah Raja laut. Gimana, sih, tiba-tiba ia jadi pangeran laut? Begini ceritanya... 
Sandani  hidup di sebuah kota besar bernama Kyoto di Jepang. Sandani sebenarnya berasal dari Indonesia, Pekanbaru. Karena, waktu 3 tahun lalu seorang Raja dari Inggris mengirimkan perlombaan untuk seluruh negara. Barangsiapa yang berhasil memecahkan peti harta karun yang terbuat dari besi emas, bisa tinggal di rumah istimewa bertingkat, lengkap dengan semua barangnya. Rumah itu putih, jendelanya biru, atapnya bewarna kuning, ruang tamu diisi dengan kertas dinding bergambar mahkota, kursi-kursi yang indah, meja berkilau, kamar-kamar yang besar, juga lainnya. Tentu saja itu di Kyoto, Jepang. Sandani mengikuti lomba dan memenuhi syarat. Syaratnya, boleh memakai benda keras, pakai tangan atau kaki sendiri, dilarang untuk memaksa memberi/mencuri kunci rumah yang berada di Kyoto, tidak boleh bekerjasama (kecuali kembar siam), jenis kelamin harus laki-laki, kirimkan foto asli, umur diatas 13 tahun, maksimal umurnya 54 tahun, dan hanya boleh mencoba 1x. Sandani berumur 16 tahun. Ia tidak memakai apa-apa. Ia menulis di daftar kemudian mengirimnya. enam puluh enam ribu tujuh ratus tujuh puluh sembilan lima puluh tiga orang yang ingin ikut. Tapi, yang dipilih hanya 1001 yang dipilih. Walau tubuhnya begitu kurus, ia dipilih. Ia ke-25. Karena diberitahu Raja, Sandani segera ke istana. Sandani memakai baju putih bergambar robot bertuliskan I love Pekanbaru, celana hitam bergambar buah-buahan. Ia tidak pakai apa-apa. Ia pamit pada orangtua dan kedua adiknya, adik perempuan yang baru lahir 7 bulan lalu, bernama Muti'ah Alibiyyinnah yang lahir di Jakarta. Dan adik laki-lakinya yang udah berumur 12 tahun bernama Hamdan Andi Arus Firdaus. Muti'ah menangis saat Sandani bilang diterima untuk ke Istana. Ayah ibu meninggal saat ibu lagi menggendong Muti'ah dan ayah menemaninya karena tertabrak oleh kerena api.Syukurlah, waktu itu Muti'ah tertangkap oleh seorang bapak-bapak. Muti'ah hanya berdarah sedikit. Akhirnya, karena bapak itu bilang ia dan istrinya tak dikaruniani anak selamat 2 tahun, akhirnya Sandani dan sekeluarga dirawat oleh bapak dan istrinya itu. Bapak dan tante itu dipanggil 'ayah' dan 'ibu'. Ayah dan ibu baru Sandani bilang berhati-hati. Firdaus juga mendo'akan keselamatan Sandani. Akhirnya, Sandani sampai. Sandani ke barisan 106. Di depan Sandani, mereka yang kuat tak bisa memecahkannya. Akhirnya, giliran Sandani. Sandani memejamkan mata dan memukulnya sangaaaaaaaaaat.... lemah. semua orang tertawa. Tapi, Ratu, Raja, serta anaknya kaget tak percaya. Pukulan lemah itu berhasil membuka peti!Ratu, Raja, serta anak mereka bertepuk tangan sambil menjabat tangan Sandani. Isinya emas dan mahkota emas. Semua orang yang tersisa pergi. Sandani berhasil. Tapi, Sandani sendiri. Ia tak boleh bersama orangtua serta keluarga. Sandani terus mengirim surat kabarnya untuk keluarga dan sahabat di sekolah, sahabat perempuannya, Lina dan sahabat laki-lakinya, Ghandy. Sandani pergi ke Tokyo karena malas terus-terus di Kyoto. Ia menuju pandai. Fuuuu... segar! Tapi, di tepi pantai ia melihat nenek-nenek yang kelihatannya buta. Sandani melihatnya menginjak batu. Nenek itu terjatuh. Sandani menolongnya. Karena nenek itu tak dapat melihat, nenek itu hanya berterima kasih dan pergi. Sandani senang karena dapat menolong orang. Saat berenang, Sandani ditarik oleh tangan. Entah mengapa, Sandani bisa bernapas di sana. Sandani tak sempat melihat siapa yang menariknya. Sandani sadar di suatu tempat. Ia melihat Raja berjenggut panjang dan bermahkota. Ada seorang putri cantik berambut panjang serta Ratu. "Terima kasih karena telah membantu nenek buyut kami. Kami sangat berterima kasih. Sebagai balasannya, maukah kau menikah dengan anakku dan menjadi sebagian anak kami?" tanya Raja, berharap. Tentu saja, Sandani kaget tak percaya. "Tapi, saya hanya menolong! Saya tahu kalau Anda Raja. Tapi, Saya hanya ingin selalu berada di sisi keluarga dan orangtua kandung saya yang telah meninggal..." Sandani hanay bisa menangis, tapi ditahan. "Kami bisa menelepon dengan telepon nasional kami. Dengan begitu, kamu akan tetap berada di sisi keluarga!" akhirnya, Sandani mengangguk. Ayah, ibu, serta Muti'ah tinggal di laut. Sementara rumah besar untuk Firdaus dan sahabatnya di Osaka, Harritori Niasaki, Asaka Kaokajaro, Karin Izumi Atosako, Morigana Kuzukuzi, dan Shinichi Abushaki.
By: Andi Levez

Usulkanlah cerita-ceritamu di Male Female! Karya yang bagus, akan diterbitkan di blog ini.